PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK


 Pola asuh orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian anak, maka dari itu anak dan orang tua hendaknya saling berkomunikasi dengan baik, saling paham, saling mengerti diantara keduanya. Dalam kehidupan tidak ada yang berjalan dengan mulus tanpa adanya konflik diantara kedua pihak, maka dari itulah mengapa komunikasi adalah jalan satu satunya sebagai jembatan untuk menuju hal baik atau buruk, tergantung bagaimana cara dan penyusunan komunikasi tersebut.

 Hal tersebut sering kita jumpai dikehidupan kita, saya juga menjumpai hal terserbut, banyak hal yang diberikan dari orang tua kepada kita adalah hal yang baik, tidak mungkin orang tua mengajarkan hal buruk kepada anaknya, hanya orang tua yang memiliki maksud tertentu, dan tujuan tertentu untuk dirinya sendiri, sehingga mengorbankan anak mereka sebagai alat untuk mencapai apa yang dia inginkan, dan Allhamdulillah orang tua saya adalah orang tua yang sangat baik, mereka mendidik saya dengan banyak hal positif, tentang Agama, Sosialisasi dll.

 Hal-hal yang diajarkan oleh orang tua saya, telah saya terapkan dengan baik dikehidupan saya "Allhamdulillah.." contoh hal kecilnya adalah, waktu itu saya diajarkan untuk berbagi satu sama lain, karna hal itu sangat dianjurkan bagi siapapun, dan juga bagi para umat islam, dan saya pun berfikir "mereka juga manusia sama seperti saya, kenapa harus diperlakukan berbeda, kalau bisa mereka bisa sama seperti saya, dan jika tidak bisa, setidaknya mereka bisa merasakan kebahagiaan". Saya tidak dapat menjelaskan seperti apa kejadiannya, dan apa yang saya lakukan terhadap orang orang yang membutuhkan, saya tidak ingin dibilang "RIA", yang jelas pasti anda tahu maksud saya, berikut adalah cara pola asuh yang baik terhadap anak bagi orang tua :

Pola Asuh yang baik terhadap anak :

Kecerdasan anak hingga besar nanti dipengaruhi faktor lingkungan dan pola asuh yang diterimanya. Harus bagaimana agar ia tumbuh cerdas? Perhatikan 10 hal ini. 
  1. Bebaskan anak mengeksplorasi lingkungan. Lingkungan menjadi sarana luas bagi anak untuk belajar tentang berbagai macam hal. Eksplorasi di alam memicu anak aktif bergerak juga meningkatkan rasa ingin tahu anak terhadap berbagai aspek kehidupan. Dorong anak mengeksplorasi lingkungan yang baru dikenalnya –misalnya sambil menyusuri sungai, ia belajar tentang sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.   
  2. Ikuti minat anak. Untuk menggali potensi luar biasa di dalam diri anak, beri dukungan penuh pada bidang-bidang yang disukai anak, kalau perlu ikut berlatih dan menjadi teman berlatih yang menyenangkan untuknya. 
  3. Tuturkan pengetahuan tentang dunia dan isinya. Berikan anak fasilitas dan kesempatan untuk mengenal dunia beserta seluruh aspek kehidupan. Ini membuat anak berpandangan terbuka terhadap berbagai berbagai hal ‘baru’ sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
  4. Bacakan aneka buku pengetahuan secara rutin dengan suara yang keras dan intonasi yang benar. Selain menumbuhkan minat membaca anak, anak juga akan menyerap pengetahuan dari buku untuk menunjang minatnya. Kebiasaan membaca buku juga menanamkan ikatan batin antara Anda dan si kecil.
  5. Jadilah model yang baik. Anak akan meniru orang tuanya. Maka, orangtua wajib menjadi role model atau panutan terbaik bagi anak –dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Tunjukkan minat Anda untuk selalu belajar dan menemukan hal-hal baru yang menarik dan kreatif bersama anak. Tunjukkan dan terapkan pola hidup sehat. Tunjukkan pula sikap menghargai serta empati kepada setiap anggota keluarga, orang lain, serta mahkluk hidup lain.
  6. Seringlah bertanya kepada anak. Ajukan beberapa pertanyaan kepada anak yang akan memancingnya untuk memberi jawaban berupa penjelasan yang juga merangsangnya untuk adu argumentasi. Atau ajak dia berdiskusi. Anda dapat memulainya dengan menanyakan secara rinci seputar hal-hal yang ia minati atau yang sedang dilakukannya. Selanjutnya, kembangkan untuk menggali jawaban dan pendapat anak terhadap berbagai hal.    
  7. Beri kesempatan mengambil keputusan. Membiasakan anak untuk mengambil keputusan akan melatih anak untuk belajar sebab-akibat serta tanggung jawab. Melatih anak untuk mengambil keputusan juga akan memicu anak untuk belajar berpikir analitis dengan merangkaikan hal-hal yang sudah dipelajari dan dipahaminya.
  8. Tingkatkan kesempatan bersosialisasi. Semua pengalaman emosional yang diperoleh anak akan mempengaruhi pembentukan jalinan antar sel-sel saraf pada otaknya. Anak butuh kesempatan bersosialisasi seluas-luasnya karena akan memperkaya pengalaman emosional anak, serta sarana untuk belajar mengekspresikan perasaannya. Semakin baik kecerdasan emosional anak, semakin baik pula penyampaian rangsang antar sel-sel saraf pada otaknya.
  9. Cukupi kebutuhan gizinya. Nutrisi untuk otak, terutama DHA, terbukti berperan dalam perkembangan otak anak pada “periode emas”. Berikan konsumsi jenis makanan kelompok brain food, misalnya makanan sumber protein, untuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi, berpikir dan kewaspadaan.
  10. Jaga kesehatan anak. Olahraga atau latihan fisik tidak hanya membuat tubuh anak sehat, tapi juga membuat dia cerdas! Sebab, selain sirkulasi oksigen, gula dan zat gizi menjadi lancar ke seluruh tubuh dan otak, juga akan memicu produksi hormon untuk sel saraf (nerve growth factor). Dengan tubuh sehat, anak memiliki kesempatan luas untuk belajar berbagai hal, serta mengeksplorasi potensi kecerdasan dalam dirinya dengan optimal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH EVOLUSI KOMPUTER GENERASI PERTAMA HINGGA GENERASI KELIMA

LAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI SOSIAL)

PENGERTIAN, PENYEBAB, DAMPAK & CARA MENANGGULANGI BANJIR